Suma.id: Ketika sebuah daerah akan digusur untuk suatu proyek, pasti menulai pro dan kontra. Namun, lewat mediasi yang jitu tentunya ada solusi yang baik untuk semua pihak.
Seperti halnya di Desa Wadas di Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah sedang trending di Twitter. Polisi yang datang berkaitan dengan rencana pengukuran tambang untuk proyek Bendungan Bener justru melakukan intimidasi.
Bahkan menurut Walhi, polisi melakukan pengepungan masjid di desa tersebut. Peristiwa itu diketahui lewat video yang dibagikan Walhi di Twitter.
Walhi menuliskan keterangan dalam videonya, “Ketika aparat kepolisian menyerbu warga wadas yang sedang mujahadah dan beribadah di masjid.”
Dalam video itu pun, mereka memperlihatkan penangkapan warga Wadas tanpa alasan dan sewenang-wenang oleh aparat kepolisian.
“Walhi mengutuk keras tindakan sewenang-wenang Kepolisian di Desa Wadas. Dalihnya, Kepolisian kawal pengukuran lahan namun dibarengi dengan intimidasi dan pengepungan di Masjid,” tulis keterangan pada unggahan Walhi di Twitter, dikutip Rabu, 9 Februari 2022.
Tak hanya itu, pegiat media sosial Helmi Felis pun ikut menyoroti kejadian di Desa Wadas. Menurutnya, dia khawatir dengan apa yang terjadi di Wadas imbas proyek Bendungan Bener.
Helmi menilai situasi di Wadas sedang tidak baik-baik saja. Terlebih adanya pemutusan jaringan internet yang menurutnya sudah melanggar hukum.
Dia pun menanggapi pernyataan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sempat mengatakan kepada media jika kedatangan aparat polisi ke Desa Wadas untuk mengawal pengukuran tambang buat Bendungan Bener yang menjadi Proyek Strategis Nasional.
Ganjar juga menegaskan kehadiran aparat kepolisian tidak perlu ditakuti dan tidak akan ada kekerasan.
“Gak percaya omongan orang ini. Take down internet sendiri sudah melanggar hukum. Ada hal luar biasa apa sampe “melanggar hukum”?,” tulis Helmi Felis di Twitter-nya.
“Ngapain ribuan polisi ke situ kalo baik-baik saja? Setiap dia ngomong rasanya cuma ngibul aja buat gue sih,” lanjut Helmi Felis.